Fakta Menarik Seputar Kabupaten Jepara, Ternyata Pernah Terpisah dari Pulau Jawa
Fakta Jepara – Kota Jepara adalah salah satu kota yang terletak di Jawa Tengah. Ada salah satu julukan Kota Jepara yang melekat hingga kini karena kisah sejarahnya, yaitu Bumi Kartini. Ibu kota kabupaten ini adalah Jepara, yang terkenal dengan kerajinan mebelnya, terutama ukiran kayu jati.
Jepara berasal dari kata Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara. Wilayah yang memiliki luas 1.004 km persegi ini terkenal dengan keberadaan Pulau Karimun Jawa yang disebut sebagai salah satu surga bawah laut di Indonesia.
Selain itu, Kabupaten Jepara juga memiliki banyak objek wisata alam dan budaya yang menarik, seperti pantai-pantai yang indah, pulau-pulau kecil, dan situs-situs sejarah.
Terdapat 5 fakta menarik Kota Jepara yang perlu diketahui selain sebagai Bumi Kartini. Berikut ulasannya.
Salah satu hal terkenal di Kota Jepara adalah mebel kayunya. Jepara memiliki kerajinan kayu yang khas dan menjadi komoditi terbesarnya. Bahkan, mebel kayu di Jepara ini telah diekspor hingga ke mancanegara.
Selain itu, kerajinan mebel Jepara juga dikenal dengan ukirannya yang khas karena memiliki berbagai motif menarik. Tak heran jika Jepara disebut sebagai The World Carving Center.
Selain kerajinan kayu, Jepara juga dikenal dengan kain tenun yang telah dikenal baik domestik hingga pasar internasional. Di sana, terdapat sentra tenun ikat yang berlokasi di Toso. Ada berbagai jenis motif tenun Jepara, seperti krisna, misris, ukir, rantai, bambu, mawar, motif Obama, hingga motif SBY.
Jepara juga memiliki 3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pendirian PLTU ini dilatarbelakangi dengan slogan R.A. Kartini, yaitu Habis Gelap Terbitlah Terang.
PLTU di Jepara ini menjadi pemasok listrik di wilayah Jawa, Bali, hingga Madura. Oleh sebab itu, Jepara juga memperoleh julukan Kota Energi.
Nah, PLTU di Jepara sendiri ada PLTU TJB, PLTD, dan PLTG. Ketiga PLTU tersebut berfungsi sebagai pembangkit listrik.
Sebelum abad ke-17, Selat Muria merupakan wilayah laut yang dulunya pernah memisahkan antara daratan Jawa dengan Gunung Muria. Karena keberadaan selat tersebut, kota-kota di Pantura yang kini bernama Jepara, Kudus, dan Pati, pernah berada terpisah di luar daratan Pulau Jawa.
Selat Muria menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai dilalui. Bukti dari sisa-sisa peninggalan Selat Muria masih ada hingga kini. Salah satunya adalah penemuan fosil hewan laut di Situs Purbakala Patiayam, Kudus.
Benteng itu dibangun oleh bangsa Portugis pada 1632, pada masa Sultan Agung memerintah Kerajaan Mataram. Benteng ini merupakan hasil perjanjian antara Mataram dengan Portugis. Tujuan dibuatnya benteng yaitu sebagai pusat pertahanan dan menjaga lintas pelayaran dari ancaman VOC karena pada saat itu Mataram berseteru dengan VOC.
Benteng Portugis terletak di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, atau 45 kilometer di sebelah utara Kota Jepara. Awalnya, benteng ini berada di wilayah Kecamatan Keling. Tetapi setelah adanya pemekaran wilayah pada 2008-2009, Benteng Portugis kini masuk dalam wilayah Jepara.
Benteng ini dibangun di atas sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau Mondoliko. Bangunan ini sangat strategis untuk kepentingan militer, khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 – 3 km saja. Kini, Benteng Portugis menjadi salah satu objek wisata andalan di Jepara.
Wilayah pantura timur Jateng ini lekat dengan citranya sebagai Kota Kartini. Di kota inilah, Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada 21 April 1879.
Kisah perjuangan Kartini tersimpan rapi di Museum RA Kartini Jepara. Selain foto-foto dan sejarah Ibu Kartini, di museum ini juga terdapat barang-barang peninggalan putri Raden Mas Sosroningrat, Bupati Jepara.
Kini, tempat Kartini dibesarkan telah disulap menjadi rumah dinas Bupati Jepara. Meski sudah berusia ratusan tahun, rumah Kartini masih terjaga keasliannya. Tentu saja dihiasai berbagai ukiran dan patung khas Jepara.
Demikian berbagai informasi menarik mengenai julukan Kota Jepara hingga berbagai faktanya yang tak kalah unik. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat untuk kita semua. terima kasih
Tags: Benteng Portugis, bumi kartini, fakta kota jepara, jepara, jepara adalah, jepara Kota Mebel, kabupaten jepara, Kartini, keunggulan kota jepara, Kota jepara, PLTU, sejarah jepara, tenun jepara
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
WikiDPR - Menjelang debat ketiga calon wakil presiden (cawapres) yang akan dilaksanakan pada Minggu, 17 Maret 2019, berbagai macam spekulasi bermunculan di masyarakat. Mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya, Fahri Hamzah, anggota DPR RI mengatakan debat ini akan memunculkan suatu pandangan baru dari kedua cawapres. "Saat debat nanti, akan muncul dua pandangan.
Anggota Komisi V DPR, Anton Sihombing, mengatakan, kacaunya sistem di pelabuhan disebabkan banyaknya tumpang tindih kewenangan yang terjadi. Padahal, idealnya, di negara-negara maju, pelabuhan dikendalikan oleh satu orang kepala. "Tapi, di kita, ada otoritas pelabuhan, ada syahbandar, ada Pelindo, ada imigrasi, dan lain-lain," kata Anton di Gedung DPR, Jumat (19/6/2015). Selain itu, lanjut.
WACANA peniadaan ambang batas pencalonan presiden sebagai konsekuensi bila pilpres dan pileg digelar serentak terus menggelinding. Fraksi-fraksi di DPR belum satu suara terkait dengan masalah itu. Hingga saat ini tiga fraksi DPR (Gerindra, PAN, Hanura) setuju dengan persyaratan 0%, sedangkan lima fraksi lainnya (PDIP, Golkar, NasDem, PKS, dan PPP) berkukuh pada aturan lama, yakni harus ada ambang .
PDIP: Arif Wibowo, Abidin Fikri, Daryatmo Mardiyanto, Dwi Ria Latifa, I Wayan Koster, Hendrawan Supratikno. Golkar: Aziz Syamsuddin, Azhar Romli, Markus Nari, Bambang Susatyo, Ferdiansyah, Kahar Muzakir Gerindra: Martin Hutabarat, Ahmad Muzani, Aryo P.S. Djojohadikusumo, Putih Sari, Ahmad Riza Patria Demokrat: Saan Mustopa, Benny K. Harman, Jefirstson R. Riwu Kore. PAN: Yandri Susanto, Muslim Ayub.